Solidaritas Aksi Korban Kejahatan Korporasi, Bersatu dalam Solidaritas…
Pencemaran dan eksploitasi lingkungan, gangguan kesehatan, penggusuran, penghilangan tempat tinggal, pemutusan kerja sepihak, penghilangan mata pencarian, dan pelanggaran HAM lainnya atas nama profit/keuntungan semakin banyak terjadi di sekitar kita. Terutama sekali terkait dengan aktivitas pertambangan, migas, dan industri yang dilakukan oleh korporasi. Warga yang menjadi korbanpun tak luput dari tindak represif oleh aparat kepolisian, militer, maupun satpol PP. Kasus Lumpur Lapindo (Bakrie Brothers), rencana pembangunan PT. Semen Gresik, rencana penambangan biji besi PT. Jogya Magasa Iron (JMI), dan penggusuran warga Taman BMW Jakarta Utara adalah segelintir dari setumpuk kasus pelanggaran HAM yang dilakukan oleh korporasi dengan dukungan negara.
Atas rentetan kejadian itulah, SAKSI (Solidaritas Anti Kejahatan Korporasi) bekerjasama dengan Viaduct (pers mahasiswa fakultas hukum Atma Jaya) memfasilitasi kegiatan bertema “In Solidarity We Fight” pada Sabtu, 2 Mei 2009 lalu bertempat di kampus Atma Jaya, Jakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk melebur keterpisahan antara ‘korban’ dan ‘bukan korban’ yang selama ini kerap terjadi. Bahwa dalam kondisi dan situasi kapitalisme global seperti saat ini, bisa dikatakan bahwa kita semua adalah korban. Kegiatan ini sekaligus untuk mensosialisasikan beberapa kasus pelanggaran HAM di beberapa tempat seperti Porong, Kulon Progo, Pati, dan Jakarta dengan menghadiri warga yang mengalami langsung kejadian karena selama ini akses dan informasi mengenai hal ini sangat sulit terakses oleh kita yang berada di luar wilayah kasus. Pun mendapat informasi, informasi yang kita dapat hanya bagian permukaan saja, tidak menyeluruh, dan cenderung tidak berperspektif korban, tak heran warga yang menghadapi kasus seperti terisolir sendiri dalam permasalahan yang dihadapai tanpa adanya dukungan dari masyarakat lain.
Kegiatan ini juga bertujuan untuk membangun semangat solidaritas diantara sesama, terutama dikalangan pelajar/mahasiswa dengan membuka ruang-ruang atau peran-peran dukungan melalui berbagai media. Karena siapapun dan apapun latar belakang kita, kita tetap dapat berperan dalam mendukung dan bersolidaritas. Bagi yang gemar bermusik dapat mengkampanyekan kasus dan menyemangati melalui karya musiknya. Bagi yang gemar menggambar dapat mengkampanyekan kasus melalui karya gambarnya. Bagi yang gemar fotografi dapat mengkampanyekan kasus melalui hasil jepretannya, dan masih banyak sekali ruang dukungan lain yang dapat kita lakukan dengan cara yang menyenangkan dan kreatif.
Kegiatan ini diisi oleh beberapa aktivitas seperti pemutaran film dan diskusi kasus Lumpur Lapindo oleh para pemuda Porong, kasus PT. Semen Gresik oleh warga Sedulur Sikep Pati, kasus PT. JMI oleh petani pesisir lahan pantai Selatan Kulon Progo, dan pembuat film dokumenter penggusuran taman BMW Jakarta Utara. Kemudian Workshop sablon donasi oleh SAKSI, workshop poster dari cukil kayu oleh Media Legal & Atap Alis , workshop komik oleh Rahman, workshop craft dari bahan bekas oleh BikinBarang, workshop ukir kayu oleh perupa Imam Bucah, talkshow musik solidaritas oleh Efek Rumah Kaca, tabling dari Institut-A-, JATAM, AgenKultur, Viaduct, makan gratis oleh Food Not Bombs. Selain itu ada penampilan art & theaterical performance mengenai kejahatan korporasi dan pendidikan.
Acara yang mengedepankan konsep bersolidaritas ini juga mengadakan kegiatan donasi buku dan uang, pengunjung menyumbangkan buku-buku untuk komunitas
“Mereka hidup dari pasir, menanak nasi dari pasir, rumah-rumah mereka terbuat dari pasir, anak-anak mereka dibesarkan dari pasir, karena susu-susu ibu mereka adalah pasir…”
~Paguyuban Petani Lahan Pantai Kulon Progo~
-Ini adalah laporan kegiatan untuk majalah Folder, laporan selanjutnya yang lebih detail akan menyusul yahhh...-
Kami ucapakan terimakasih banyak untuk semua teman2 yang telah mendukung kegiatan ini baik secara langsung atau tidak langsung, juga terimakasih pada teman2 yang tidak peduli...
Perjalanan masih panjang, mari berdansa diatas api kawan...
No comments:
Post a Comment